Kumpulan Kisah Inspiratif Islami

Sabtu, 04 Oktober 2014

PESAN RASULULLAH SEBELUM WAFAT



Bissmillahirrohmaanirrohiim

Betapa muliah dan indah akhlak baginda Rasulullah SAW mengingatkan kita sewaktu sakaratul maut.

Luangkan waktu sebentar untuk membacanya wahai saudaraku.
Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatah memberikan petuah,
“ Wahai ummatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al-Qur’an. Barang siapa yang  mencintai sunnahku, berarti mencintaiku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan bersama-sama  denganku masuk surga.”

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu  dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Ustman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya telah tiba.

“Rasulullah akan meninggalkan kita semua, ” desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan  sigap menangkap Rasulullah yang sigap saat turun  dari mimbar.
Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat  dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba- tiba di luar pintu terdengar orang yang berseru mengucapkan salam. 
“ Bolehkah saya masuk ?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “ Maafkanlah, ayahku sedang demam, ” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “ Siapakah itu wahai anakku ? ” .” tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya , ” tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap  putrinya itu dengan tatapan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak di kenang.

“ Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemmuan di dunia, dialah malaikatul maut, ” kata Rasulullah, Fatimahpun menahan ledakan tangisnya.

Malaikat maut dating menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. “ Jibril jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah. “ Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua surga terbuka lebar  menanti  kedatanganmu, ” kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan  Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

“ Engkau tidak senang mendengar kabar ini ?” Tanya Jibril lagi. “ khabarkan kepadakku bagaimana nasib ummatku kelak ?”. “ jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku : Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali ummat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jbril. Detik-detik semakin dekat, saatnya izrail melakukan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak Nampak seluruh tubuh rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.  “ Jibril betapa sakit sakaratul maut ini .”

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “ Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada  malaikat pengatar wahyu itu. “ Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian, terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “ Ya Allah dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada ummatku. ” Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya. “ Uus hiikum bis-shalaati, wamaamalakat aimaanukum- peliharalah sholat dan peliharalah orang-orang lemah diantaramu. ” Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling bersahutan, sahabat saling saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

“ Ummatii, ummatii, ummatii ! ”-
“ Umatku, umatku, umatku !”

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang member sinaran itu.

Kini, mampukah kita sepertinya ?

Allahumma sholli ‘ala a Muhammad wa’ alaihi wasahbihi wasallim.

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita…

Tidak usah gelisah apabila dibenci manusia, karena karena masih banyak yang menyayangimu di dunia. Tapi gelisahlah apabila dibenci Karena tiada lagi yang mengasihimu di akhirat kelak.


0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Categories